program kelangkaan elpiji dan minyak tanah

Sesuatu yang selama ini menjadi akar permasalahan malah tak pernah tersentuh, bahkan acap kali hanya menjadi bahan perbincangan yang pasti tak pernah ada ujung pangkalnya. Semuanya hanya melingkar dan terus berputar, dan rakyat bingung sendiri menyambung nafasnya yang mulai tersengal.
Pemilu 2009 bukan hanya proyek pemerintah, tetapi juga merupakan ajang kehidupan bagi rakyat Indonesia, namun selama ini rakyat tak pernah diberi kesempatan ikut serta dalam pemilu Indonesia, selama ini suara rakyat hanya dibeli seharga sebungkus nasi, itupun mengorbankan hak-hak rakyat selama 5 tahun.
Proyek kelangkaan minyak tanah, ataupun elpiji merupakan pengalihan agar cara berfikir rakyat hanya memikirkan hidupnya saat ini saja, dengan begitu para peserta pemilu dengan mudah melancarkan segala strategi. Ssesungguhnya bukan sesuatu yang sulit bagi pemerintah untuk memasok secara lancar minyak tanah dan elpiji, ada kekhawatiran lain bila rakyat sedikit tenang maka kecurangan pemilu akan mudah dirasakan oleh rakyat. Dengan segala keresahan masyarakat, menjadikan masyarakat tak peduli lagi dengan apa yang terjadi di Negara ini.
Kelangkaan minyak tanah dan elpiji bukan semata merugikan rakyat Indonesia, secara tidak langsung dalam jangka panjang Negara ini merugi. Satu lagi serangan telak bagi rakyat adalah kelangkaan pupuk dan harganya yang semakin melambung, tidakkah kita sadari bahwa minyak tanah dan pupuk hanya digunakan oleh rakyat kecil, yang diserang adalah masyarakat terlemah dan itu merupakan mayoritas dari komponen bangsa, mengapa bukan impor mobil yang tersendat, atau impor motor dihentikan karena telah melabihi kapasitas.
Indonesia merupakan penghasil minyak yang lumayan besar, dan untuk mendistribusikan bukanlah hal besar atau sulit, tetapi ada pihak-pihak tertentu yang mungkin tidak rela atas kemerdekaan Indonesia, dan rekayasa besar masih mendominasi perjalanan bangsa Indonesia. Adil dan makmur bagi rakyat Indonesia hanyalah penghias buku sebagai tanda kata mutiara itu ada.

Leave a comment